Arsip | Bid’ah Mengakibatkan Perpecahan RSS feed for this section

Bid’ah mengakibatkan perpecahan (1)

23 Apr
Ummat Islam berpecah-belah dan menimbulkan perselisihan ditengah-tengah kaum muslimin karena perbuatan bid’ah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lain karena itu akan mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya.” (QS. Al-An’am [6] : 153)
Mujahid rahimahullaahu ta’ala ketika menafsirkan ayat di atas berkata : “Jalan-jalan dengan aneka macam bid’ah dan syubhat.” (Jami’ul Bayan V/88) Setelah menyebutkan beberapa dalil-dalil bahwa bid’ah adalah pemecah belah ummat, Imam Asy- Syatibi rahimahullaahu ta’ala berkata : “Semua bukti dan dalil ini menunjukan bahwa munculnya perpecahan dan permusuhan adalah ketika munculnya kebid’ahan.”(Al-I’tisham, I/157) Oleh sebab itulah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaahuta’ala pernah mengungkapkan kalimat yang indah,beliau berkata : “Bid’ah itu identik dengan perpecahan, sebagaimana sunnah identik dengan persatuan.” (al- Istiqamah, I/42).

Bid’ah Mengakibatkan Perpecahan (2)

23 Apr

Bidah Mengakibatkan Perpecahan : Yang membedakan 72 golongan ahli neraka dengan 1 golongan ahli surga adalah sunnah dan bid’ah. Umat ini tidak berpecahbelah sehebat perpecahan yang diakibatkan oleh bid’ah. Perpecahan umat akibat perjudian, pencurian, pornografi, dan kemaksiatan lain akan menjadi jelas siapa yang berada di pihak Islam dan sebaliknya. Sedang perpecahan akibat bid’ah senantiasa lebih rumit, kedua belah pihak yang bertikai kelihatannya sama-sama alim.

Ibn Abbas r.a berkata:
“ Tidak akan datang suatu zaman kepada manusia, kecuali pada zaman itu semua orang mematikan sunnah dan menghidupkan bid’ah, hingga matilah sunnah dan hiduplah bid’ah. tidak akan ada orang yang berusaha mengamalkan sunnah dan mengingkari bid’ah, kecuali orang tersebut diberi kemudahan oleh Allah di dalam menghadapi segala kecaman manusia yang diakibatkan karena perbuatannya yang tidak sesuai dengan keinginan mereka serta karena ia berusaha melarang mereka melakukan apa yang sudah dibiasakan oleh mereka, dan barangsiapa yang melakukan hal tersebut, maka Allah akan membalasnya dengan berlipat kebaikan di alam Akhirat ”.(al- Aqriman y hal 315 dalam al- Mawa’idz; Pangrodjong Nahdlatoel ‘Oelama Tasikmalaya, Th. 1933, No. 18, hal.286)